[🌸] Pertemuan Pertama

Aula yang begitu megah, tetapi diselimuti oleh segala hal yang begitu menjijikan.

Wajah Isagi mengeras untuk kesekian kalinya tiap kali menyaksikan betapa buruknya omega diperlakukan di hadapan hampir 100 alpha tersebut. Selagi ia menunggu gilirannya untuk dipanggil, ia melihat semua keburukan yang begitu sempurna tertampang jelas di depan matanya.

Para omega tersebut bergantian naik ke atas panggung dengan sangkar besar yang melindunginya, sedangkan para alpha yang menjadi peserta lelang asyik duduk manis di bangku penonton dengan topeng yang menutupi separuh wajahnya.

Tch. Lo semua ternyata tahu kalau yang lo lakukan ini buruk dan masih mau melindungi identitas diri lo semua, kan?

Belum lagi ketika Isagi mulai mendengar setiap ucapan yang keluar dari mulut-mulut kotor yang sangat menunjukkan ketidakmanusiaannya ini.

“Walau umur saya sudah 30 tahun, tetapi saya masih perjaka, saya gak masalah berapapun umur alpha yang mau menerima saya malam ini.”

“Kalau gitu kamu gak ada pengalaman sama sekali, ya? Lantas gimana bisa kamu memuaskan kami di atas ranjang?”

“Saya akan belajar ... jika Tuan ingin mengajarkannya.”

“Halah, gak usah kamu pedulikan kakek tua tadi, Manis. Saya sendiri suka omega yang polos. Hei! Cepat mulai lelangnya, saya sudah mau menawar dengan harga tinggi!”

“Saya juga!”

Isagi sungguh ingin muntah mendengar percakapan seperti itu semua sejak tadi. Sungguh malang nasib para omega tersebut, mungkin sebagian besar dari mereka tidak memiliki pilihan dan harus mau merelakan dirinya kepada para alpha sialan yang kini menatap mereka penuh nafsu dengan hasrat ingin mendominasi.

Jujur saja Isagi juga alpha, tetapi Isagi bersumpah tidak akan mau memperlakukan omega seperti mereka ini. Karena ketika Isagi sudah menemukan omega pilihannya, Isagi akan menjadikan ia sebagai pasangan hidupnya, bukan justru sebagai budak seks.

Karena bagi Isagi, alpha, beta, dan omega, semuanya adalah manusia yang hidup berdampingan di bumi dengan keadilan yang harusnya setara.

Fuck. Gue muak.

Kalau bukan karena misi rahasia yang ia jalani kali ini, Isagi pasti sudah habis mengacaukan semuanya. Tetapi ia harus bersabar, apa lagi kini ia sendirian tanpa didampingi oleh Hiori atau Nanase seperti biasanya, dua bodyguard betanya itu hanya bisa mengawasi dari luar gedung karena tidak ingin ketahuan.

Sebab Isagi perhatikan sejak tadi, para omega tersebut harusnya memang memiliki pendamping yang berupa guardian untuk bertanggung jawab terhadap mereka, seperti yang mengurus omega tersebut sejak lama dan tahu betul data pribadinya, bahkan yang juga melakukan proses penyerahan resmi hak milik kepada sang alpha yang memilihnya.

“Omega nomor 11, sekarang giliranmu.”

Isagi mengangguk begitu kru yang di belakang layar sudah memberinya aba-aba untuk masuk ke kolong panggung. Ia segera berjalan dengan santai menuju ke sangkar besar yang kini terbuka untuk siap mengurung dirinya.

Hanya dalam hitungan menit, sangkar tersebut muncul perlahan ke atas panggung dan membuat Isagi benar-benar sudah ada di hadapan mereka semua seperti omega-omega yang terdahulu.

Kini Isagi juga bisa melihat pandangan bingung yang ditujukan kepada dirinya sekarang dan tentu saja ia sendiri tahu apa itu alasannya.

Pertama, Isagi tidak memiliki guardian. Kedua, Isagi tidak memakai collar yang melindungi lehernya. Padahal sebenarnya Hiori sudah memberikannya tadi sebelum Isagi berangkat pergi, tapi Isagi tidak ingin memakainya. Toh, dia alpha jadi itu percuma saja, bukan?

“Guardian dan collarmu?” Pemandu acara pelelangan itu sendiri ikut panik melihat dirinya saat ini.

“Gak perlu. Saya bisa atur semuanya sendiri.”

Terasa seperti pick me boy karena Isagi ingin berbeda dari yang sudah-sudah, tapi memang tujuan Isagi itu ingin dpilih oleh Itoshi Rin sang Beast itu, kan? Jadi ini sudah termasuk rencananya juga.

Omong-omong, sebenarnya Isagi dan Hiori sudah berusaha menyelidiki lebih banyak soal Itoshi Rin ini, tapi mereka juga takut ketahuan bila sistemnya dilacak, bukan hanya oleh para anggota PXG melainkan juga BM.

Ingat, ini misi rahasia lebih dari rahasia negara.

Jadi, sampai detik ini Isagi hanya tahu nama asli dari Beast tersebut. Isagi tidak tahu bagaimana rupanya bahkan hidupnya, oleh karena itu biar Isagi cari tahu semuanya di sini. Pada pertemuan pertama mereka.

“Baik, kalau begitu kamu boleh mulai.”

Isagi mengangguk lalu mulai memperkenalkan diri kepada para peserta di hadapannya, “Saya Omega nomor 11. Laki-laki, umur 18 tahun, saya masih bersekolah, saya suka bermain bola dan makanan manis.”

Ia mengatakan yang sejujurnya kecuali nama asli, tentu saja karena identitas asli para omega dan peserta di sini ikut dirahasiakan.

“Dan ya … tentu saja saya juga masih perjaka dan tidak berpengalaman. Tidak ada yang spesial pada diri saya. Itu saja.”

Suasana yang menanggapi mendadak hening dikarenakan perkenalan Isagi terhadap dirinya sendiri begitu singkat dan tidak menarik. Tidak juga ada sesi Isagi menunjukkan pesona lewat wajah atau suaranya seperti para omega lain, Isagi benar-benar hanya berdiri cuek menatap mereka semua.

Tentu saja Isagi sendiri sadar akan hal itu, ditambah lagi pakaian yang ia kenakan pun hanya celana jeans biru dengan kemeja lengan panjang putih yang tidak mengekspos apapun pada tubuhnya.

“Hanya itu aja? Apa kamu gak punya kelebihan atau apapun untuk menarik para peserta?” bahkan sang pemandu acara kembali ikut berbisik untuk membantu dirinya.

“Kelebihan?”

Benar juga, Isagi tidak ada persiapan sama sekali untuk ini. Ujungnya, kalau ingin mendapatkan perhatian dari Itoshi Rin itu, setidaknya Isagi harus berpikir untuk menjadi sesuatu yang sangat menarik dan tidak ada pada omega biasanya.

Ya, yang tidak ada pada omega biasanya.

Tunggu, tapi gue ini alpha, jadi gimana bisa ... Ah!

Isagi tahu!

“Untuk kelebihan yang saya punya. Saya tidak pernah memakai collar seperti sekarang ini, karena saya tidak selemah itu dengan feromon alpha. Jadi, jika ada yang ingin mengeluarkan feromonnya, saya boleh persilakan untuk uji coba. Karena saya bisa jamin tidak akan ada yang ampuh.”

“Omega nomor 11, kamu serius?” tanya pemandu acara yang kini mulai panik.

“Seratus persen serius.”

Ya, iyalah, karena gue ini alpha. Isagi tersenyum miring setelah mengucapkannya dalam hati.

“Kalau dia gak bisa lemah terhadap feromon alpha, lalu gimana caranya bikin dia bisa tunduk dengan kita?” salah satu peserta kini baru menyahuti ucapannya.

“Exactly, karena saya juga justru mencari alpha yang bisa membuat saya bertekuk lutut oleh feromonnya.”

Dan itu gak akan ada, dasar alpha-alpha tolol.

“Wah, menarik sekali! Omega nomor 11 ini mungkin bisa menjadi tantangan baru untuk para kaum alpha yang mau mendominasi!”

Setelah mendengar itu, para peserta mulai riuh dan berbicara terhadap satu sama lain. Kekuasaan dan kekuatan adalah hal yang sangat diagung-agungkan oleh para alpha, sudah pasti mendengar omega sebagai kaum minoritas terbawah mengatakan sesuatu yang meremehkan diri mereka, mereka tidak akan terima dan langsung berpikir untuk mempertahankan martabatnya.

Tetapi Isagi Yoichi tentu saja juga tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

“Lalu kelebihan saya yang lain, justru feromon saya inilah yang bisa membuat kalian tunduk dalam seketika.”

“Feromonmu?”

Isagi menyeringai tipis.

Detik kemudian Isagi menekan alat ramuan X yang sejak tadi sudah tertutup perban pada bagian pinggangnya. Ramuan X yang telah berhasil dicuri oleh Hiori pada dua bulan lalu, ramuan X yang juga menjadi kartu AS untuk misi rahasia mereka ini.

Begitu alat ramuan X tersebut bekerja, saat itu juga Isagi mulai melihat semua alpha di ruangan ini mendadak pusing bahkan ada yang sudah bangkit dari kursinya, reflek berjalan mendekati panggung di mana Isagi berada.

Satu per satu dari mereka mulai kehilangan akal sehatnya dan ingin menyerang Isagi yang kini untungnya selalu terlindungi oleh sangkar besar. Siapa saja yang berusaha menyentuh sangkar akan langsung tersengat listrik dan itu terlihat sangat bodoh di mata Isagi, membuat ia sendiri tak lagi dapat untuk menahan tawa puasnya.

“Cukup, Omega nomor 11. Kamu sudah membuktikannya, sekarang kamu bisa meredakan feromonmu!” perintah sang pemandu acara beta itu yang mulai panik akan suasana heboh barusan.

“Oke.”

Isagi kembali menekan alat tersebut secara sembunyi-sembunyi seperti tadi, lalu dalam hitungan detik pula feromon yang dikeluarkan berhasil lenyap. Sungguh ramuan alat yang benar-benar canggih, ia bisa mengatur seberapa kuat feromon itu bisa keluar, bahkan Isagi sebagai pemakainya saja benar-benar tidak terpengaruh akibat ramuan X berbentuk obat yang ia minum sebagai penawarnya.

Lantas tak lama setelah aksi yang ternyata sangat menarik perhatian ini, para peserta di sana langsung mulai untuk berlomba-lomba menawarkan harga yang begitu tinggi untuk Isagi.

“10 miliar!”

“20 miliar!”

“Wah, wah, bahkan sebelum dipersilakan sudah lebih dulu menawarkan harga! Kalau begitu langsung saja pelelangan terhadap Omega nomor 11 ini kita mulai dengan harga sebesar 20 miliar!”

“50 miliar!”

“70 miliar!”

“100 miliar!”

“Wah! Menyentuh 100 miliar dalam waktu 5 menit! Nomor 11, kamu benar-benar omega yang spesial!”

Pelelangan terus berlanjut dengan harga jual yang semakin meningkat, sudah dipastikan mereka semua benar-benar para miliarder bahkan triliuner yang sepertinya hidupnya bukan di negera ini lagi.

“300 miliar!”

“500 miliar!”

“1 triliun!”

“Sungguh menakjubkan! Kini sudah menyentuh 1 triliun! Ini benar-benar suatu kehormatan, Omega nomor 11!”

Isagi mendecih, 1 triliun itu dikit, sialan. Gue gak mau dilelang seharga rumah yang lagi ayah gue dan Kaiser bangsat itu tinggali.

Tetapi tentu saja penawaran harga tidak sampai di situ, harga jual terus menaik dan kini bahkan sudah mencapai puluhan triliun.

“50 triliun!”

“70 triliun!”

“Ah, Sial. 80 triliun! Ini sudah yang paling tertinggi sepanjang sejarah pelelangan omega, bukan?”

Isagi menoleh ke arah pemandu acara yang kini juga ikut kewalahan. Pasalnya dari harga tawar tersebut, penyelenggara pelelangan ini akan mendapatkan 30% keuntungan dari uang tersebut sebelum semuanya diberikan pada omega yang terpilih.

Namun bagi Isagi, ia tidak merasa senang sama sekali. Setiap nyawa dan hidup manusia itu tidak bisa ternilai dengan harga berapapun. Jadi Isagi tidak akan merasa spesial walau ia dibeli dengan harga paling tinggi sekalipun.

“Ya … 80 triliun! Hebat! Apakah masih ada yang ingin menawar harga yang lebih tinggi?”

Di saat semuanya mulai kembali riuh untuk berbicara satu sama lain karena tak lagi bisa mengikuti lelang tersebut, peserta yang menawar terakhir tadi sudah tersenyum bangga karena yakin bahwa pasti di sini tidak ada yang berani dan memiliki kekayaan sebanyak dirinya.

“Baik, kalau begitu Omega nomor 11 jatuh kepada peserta nomor 44 dengan-”

“111 triliun.”

Tiba-tiba interupsi dari suara peserta lain terdengar, membuat semua pandangan langsung tertuju pada di mana suara tesebut berasal, yaitu pada sosok dengan topeng berwarna hijau tosca yang kini berdiri di ujung paling belakang dengan satu tangan yang ikut terangkat menunjukkan papan bernomor 9.

Mereka semua lantas terkesiap oleh penawaran harga yang begitu tinggi, menandakan bahwa orang itulah yang paling terkaya di sini dengan kelas yang sungguh jauh di atas mereka.

Tetapi bukannya ikut terkejut, Isagi sendiri justru langsung memejamkan matanya seraya menghela napas lega.

Ah, akhirnya.

Isagi bukannya tidak tahu, tapi ia sudah merasakan ada sepasang mata yang begitu menusuk ke arahnya sejak ia memulai aksi tadi seakan ingin mengulitinya hidup-hidup. Bahkan kini tubuhnya ikut merinding hanya dengan suara yang baru saja ia dengar.

Siapa lagi kalau bukan Itoshi Rin sang Beast? Isagi berani bertaruh bahwa sudah pasti hanya dirinyalah yang mampu membuat seorang alpha seperti Isagi merasakan kewaspadaan yang begitu tinggi juga.

“Wow! 111 triliun dari peserta nomor 9, apakah masih ada yang bisa menandinginya?” pertanyaan pemandu acara kini hanya dibalas keheningan oleh massa yang justru sudah menjawab semuanya, “Kalau begitu Omega nomor 11 jatuh kepada Tuan peserta nomor 9 dengan harga setinggi 111 triliun! Pelelangan selesai!”

Dengan begitu suara ketukan palu langsung terdengar menggema di satu aula, memberitahukan bahwa pelelangan terhadap dirinya benar-benar berakhir sekaligus menandakan bahwa dimulai dari detik itu juga Isagi Yoichi resmi sepenuhnya menjadi milik Itoshi Rin.

Kedua mata mereka kini saling bertatapan sebagai bentuk pengenalan awal meski dengan jarak yang cukup jauh di antara keduanya.

Sementara sosok pemuda berambut ungu yang tak jauh dari sana kini ikut terlihat lega tapi juga panik akan yang terjadi di depannya saat ini.

Bagaimana tidak? Di satu sisi, Reo bersyukur akhirnya Rin bisa juga menemukan omega pilihannya setelah sekian kali mereka ikut pelelangan bodoh ini. Lalu sisi yang lain ia juga panik dengan kelebihan yang omega itu miliki, pasalnya kini Rin tengah mengeluarkan feromon yang bisa membuat omega manapun pasti akan merasakan heat dalam hitungan detik.

Tetapi omega nomor 11 itu sungguh berbeda, dia hanya diam berdiri dan menatap Rin tanpa takut sedikitpun. Membuat Reo bertanya-tanya sebenarnya apa yang dipikirkan Rin ketika memilihnya?

Lo alpha yang gak bisa cium feromon siapapun dan dia omega yang gak mempan terhadap feromon apapun. Lantas lo pilih dia karena apa, Rin?

“Omega nomor 11, silakan kembali turun ke bawah lalu dibimbing oleh kru kami untuk membahas hal terkait selanjutnya.” ucap sang pemandu acara yang kini tak bisa melepaskan senyum dari wajahnya itu.

Isagi mengangguk menyetujui, membuat ia akhirnya berjalan menjauh dari panggung sekaligus memutuskan pandangan terhadap Itoshi Rin yang kini masih berdiri di tempat yang sama dengan lirikan mata yang masih mengikutinya.

Sepanjang berjalan bersama kru yang menuntunnya pergi ke tempat lain, Isagi kini mulai bertanya-tanya dalam benaknya.

Apakah ia akan baik-baik saja setelah ini? Bagaimanakah orangnya si Itoshi Rin itu? Apakah misi rahasia ini bisa berjalan lancar seperti yang dipikirkannya? Apakah Isagi benar-benar melakukan hal yang tepat?

Heh, jujur saja Isagi tidak tahu ke mana hidup akan membawanya pergi setelah ini. Tetapi demi mendapatkan pengakuan yang sesungguhnya dari sang ayah angkat, dirinya yang seorang alpha tulen pun rela menjalankan misi rahasia sebagai umpan yang berpura-pura menjadi omega dengan feromon paling memikat agar bisa menaklukan seorang alpha Beast yang bahkan tidak bisa mencium feromon siapapun.

Apakah Isagi benar-benar bisa menaklukkannya? Atau seperti kabar yang beredar ia hanya akan dikorbankan untuk menjadi samsak sang Beast dalam melewati masa rutnya?

Ketakutan pasti ada, tapi tekad pun tetap tidak pudar pada dirinya. Walau masih ada begitu banyak pertanyaan soal kemungkinan tidak jelas yang bisa terjadi pada dirinya setelah ini.

Namun, Isagi masih memiliki satu hal jelas yang selalu ia pertahankan sampai akhir nanti—yaitu dengan tetap menjadi si Isagi-tidak akan pernah menyerah-Yoichi.

Salam kenal dan mohon bantuannya, Itoshi Rin sang Beast. []

© 2024, roketmu.