[🌸] Pemberian Nutrisi
Padahal Isagi hanya sedang bersiap untuk menerima nutrisi, tetapi entah mengapa ia bisa merasa setegang ini. Apa jangan-jangan Isagi takut untuk diinfus seperti yang Bachira katakan? Tapi tidak juga, ia tidak terlalu takut terhadap jarum suntik sejak kecil.
Apa karena ruangan yang digunakan untuk pemberian nutrisi ini dipenuhi alat-alat canggih yang ia tidak mengerti? Tapi sepertinya itu alasan yang tidak masuk akal juga karena Isagi sudah banyak melihat kecanggihan lainnya semenjak masuk di Blue Lock ini.
“Cepet selesain, Mata empat sialan. Jangan buang-buang waktu.”
Ah, atau mungkin orang inilah jawabannya.
Isagi melirik Rin yang selalu berwajah dingin seakan tidak memedulikan apa pun kecuali dirinya sendiri. Ya, Isagi yang datang dan dipasangkan bersamanyalah yang membuat Isagi merasa setegang ini.
Sudahnya tidak bisa diajak bicara, sekalinya berbicara juga selalu menghina. Isagi heran sekali dengan sifat anak yang penuh dendam satu ini. Untung dia memiliki wajah yang enak dilihat dan juga keahlian bermain sepak bola yang spektakuler. Kalau tidak pasti minimal satu orang akan berusaha untuk memukulinya sampai babak belur.
“Isagi Yoichi dan Itoshi Rin, ya? Kalian dua pemain terakhir yang menerima nutrisi untuk hari ini, silakan berbaring.” ucap Anri ramah, satu-satunya wanita yang pernah Isagi lihat di Blue Lock.
Tidak ingin berlama-lama merasakan hawa setegang ini, Isagi buru-buru melangkah untuk merebahkan diri di ranjang pasien yang telah disediakan. Dua ranjang yang tidak terlalu berjauhan dengan meja kecil sebagai pembatas yang juga digunakan untuk meletakkan peralatan seperti suntik, kapas, dan lainnya.
Isagi sudah tahu dari Bachira bahwa proses pemberian nutrisi mereka seperti ketika sedang diinfus, bedanya nutrisi tersebut bukan terdapat dalam kantung infus melainkan selang di tangannya hanya terhubung pada alat canggih seperti tabung oksigen besar yang hanya terdapat satu buah di sana.
Bisa Isagi lihat Ego dan Anri sedang mengotak-atik bagian monitor layar sentuh mereka, mungkin sedang mengatur untuk memberikan nutrisi sesuai dengan porsi kepada penerimanya.
“Kalian siap, ya?” tanya Anri.
Isagi dan Rin mengangguk, lalu dalam hitungan tiga detik pun sistem dijalankan dengan semestinya. Isagi juga tahu itu.
“Ahh!”
Tetapi yang Isagi tidak tahu adalah rasa sakit ketika menerima nutrisi tersebut. Sakit seperti sesuatu cairan dipaksa masuk penuh ke dalam tubuhnya. Apakah memang proses sesungguhnya seperti ini?
“Gawat, Pak! Kayaknya ada yang salah!”
Tetapi Anri yang terlihat panik membuat Isagi ikut merasa cemas, apa lagi saat ia berusaha untuk kembali melakukan sesuatu yang tidak Isagi mengerti pada komputernya.
“Gimana bisa kayak begini, Anri? Kalo gitu coba dikembalikan seperti semula,” Ego yang biasanya terlihat malas menanggapi saja sampai ikut panik.
Isagi melirik Rin yang masih saja diam di posisinya seperti tadi, apa laki-laki itu tidak merasakan sakit sama sekali? Atau ia sedang menyembunyikannya?
“Gak bisa, Pak! Nutrisi yang harusnya diberikan ke Itoshi Rin udah masuk semua ke dalam tubuh Isagi Yoichi!”
Tunggu- apa tadi katanya?
“Kalo begitu coba masukkan nutrisi yang baru pada tubuh Itoshi Rin, minimal dia harus dapat juga.”
Anri terlihat kembali berusaha, tetapi sayang raut frustasi di wajahnya beserta jawaban yang ia berikan hanya bisa membuat Ego mendecih dan tidak dapat berkutik lagi.
“Gak bisa juga! Alat udah terprogram untuk memberikan jatah yang sesuai tiga kali dalam seminggu supaya gak munculin kecelakaan di masa depan!”
“Ck. Masa depan yang dimaksud itu sekarang, tapi kecelakaan lain udah lebih dulu muncul!”
Isagi sungguh tidak mengerti dengan apa yang terjadi di sini. Nutrisi milik Rin masuk ke dalam tubuhnya? Tidak bisa dikembalikan? Kecelakaan? Apa maksudnya semua ini!?
“Pak Ego, Bu Anri, maksudnya gimana, ya? Kecelakaan? Nutrisi yang harusnya punya Rin itu masuk ke tubuh saya semua?”
Anri mengangguk dengan pandangan bersalah, “Benar, Isagi, ini murni kesalahan sistem.”
“Jadi saya kelebihan nutrisi, sementara Rin jadi gak bisa dapet sama sekali?”
Suara decihan di samping Isagi langsung terdengar yang berasal dari si pemilik nutrisi. Rin pun bangkit untuk duduk dan mencabut selang infusnya secara paksa.
“Gua gak peduli. Harusnya dari awal gua gak buang-buang waktu di sini dan lebih baik fokus untuk latihan.”
Pihak yang paling dirugikan di sini memang dirinya, wajar jika ia marah.
Rin ingin segera melangkah pergi tapi ucapan Ego lebih dulu menahannya, “Percuma, nutrisi yang saya kasih itu bukan alasan kesehatan belaka, ini demi stamina kalian, semua pemain sudah dapat dan kamu bakal jadi pemain terlemah tanpa nutrisi dari saya itu.”
“Ha!?”
Ego pun ikut melirik Isagi yang sudah dalam posisi duduk di ranjangnya, “Kelebihan nutrisi juga gak baik, Isagi Yoichi akan merasakan sakit terutama pada otot-otot tubuhnya.”
“Terus kita harus gimana, sialan?!”
Bentakan Rin membuat semuanya mendadak terdiam. Tidak ada yang mengetahui jawaban soal ini karena mereka sama sekali tidak terbayangkan akan terjadi kecelakaan yang seperti ini.
Namun, di saat mereka diselimuti suasana senyap penuh kefrustasian, saat itu juga Isagi merasakan sakit di daerah dadanya, terutama pada putingnya yang seperti ingin mengeluarkan sesuatu...
“Ahh! Dada gue!”
Rintihan Isagi membuat mereka langsung memusatkan perhatian pada dirinya—hingga ketiga pasang mata itu membelalak bersamaan begitu melihat Isagi kini tengah memegang dadanya yang terlihat... basah?
“Isagi Yoichi! Kamu gapapa?”
Isagi menggeleng, “Gak tau! Rasanya sakit... dan kayak ada sesuatu yang terus keluar!”
Melihat itu Anri langsung kembali pada komputer dan monitornya, ia juga kembali melakukan sesuatu yang Isagi tidak mengerti, tapi wajahnya yang tiba-tiba sumringah membuat Isagi berharap adanya jawaban atas masalah ini.
“Ternyata nutrisi yang berlebihan itu dapat dikeluarkan lewat puting Isagi!”
SIAL! ITU BUKAN JAWABAN YANG IA HARAPKAN SAMA SEKALI!
“Hah?!”
“Jadi maksud kamu Itoshi Rin hanya bisa mengambil nutrisinya dari sana?” tanya Ego yang secepat kilat sudah mulai ikut tenang di saat Isagi masih terkejut bukan main.
“Benar, Pak! Nutrisi itu masih dalam takaran yang sempurna dan bisa diterima oleh tubuh Itoshi Rin! Sangat baik juga keluarnya di sana sehingga belum melewati proses pencernaan karena tubuh Isagi Yoichi tidak bisa mencerna bahkan mengolahnya menjadi stamina!”
Wajah Isagi mendadak pucat atas penjelasan panjang lebar Anri, “A-apa gak ada cara lain untuk mindahinnya? Mungkin kayak donor darah atau proses yang lain?”
“Untuk sekarang hanya itu satu-satunya cara terbaik.” final Anri.
Rin lagi-lagi mendecih kesal, ia sudah muak, “Konyol. Gua gak peduli, gak mungkin gua mau terima nutrisi dari tubuh orang lain!” ia benar-benar marah kali ini dan bersiap untuk menghajar siapa pun yang menghalanginya untuk keluar, “Buka pintunya! Kalian harus bayar kerugian yang udah gua alami dari waktu yang sia-sia ini!”
“Tunggu, Itoshi Rin!” cegah Ego yang langsung berdiri di depan pintu, “Nutrisi yang saya buat adalah yang terbaik untuk para pemain lemah di Blue Lock ini termasuk kamu! Isagi Yoichi juga akan dalam bahaya seperti yang saya katakan karena nutrisi tersebut harusnya hanya diterima oleh kamu!”
Anri mengangguk menyetujui, “Kami melakukan ini demi karir kalian dan juga masa depan sepak bola negara! Kami minta maaf atas kecelakaan yang terjadi dan kami berjanji akan segera mencari cara untuk mengatasinya!”
“Kalian berdua juga adalah pemain unggul di antara yang lain, apa karena masalah seperti ini saja kalian siap untuk menerima konsekuensi jadi pemain yang terlemah lalu tereleminasi?”
Tubuh Isagi dan Rin lantas tersentak secara bersamaan mendengar fakta tersebut. Mereka saling lirik untuk sesaat, kecanggungan dan kefrustasian jelas terlihat di wajah keduanya saat ini.
“Saya... gak mau dieleminasi! Saya yang bakal jadi striker nomor satu di dunia!” ucap Isagi akhirnya.
“Gua juga akan ngelakuin apa pun demi jadi striker nomor satu dunia.” begitu pula Rin yang bersikeras.
Mendapatkan reaksi yang lebih tenang dari dua pemain, Ego pun langsung menyeringai lebar, “Inilah salah satu sikap egois yang harus kalian tanamkan, meski harus melakukan hal senekat apa pun jika itu adalah peluang untuk meningkatkan kemampuan dalam menjadi striker nomor satu, kalian harus tetap mengambil dan menerimanya. Seperti inilah jiwa striker yang saya tunggu-tunggu!”
Kini Ego tertawa menyebalkan sementara Isagi menghela napas berat di sela bisikannya, “Ini bukan egois, kita cuma gak punya pilihan lain...”
Anri ikut tersenyum lega, kemudian ia kembali berkutik pada monitornya sebelum mendekat ke arah Isagi untuk mencabut selang di tangannya dengan perlahan dan kemudian memberinya perban.
“Kami akan mengatasi hal ini secepatnya pada pemberian nutrisi yang kedua. Untuk sekarang, gunakan cara apa pun untuk bisa mengeluarkan nutrisi itu, ya, Isagi Yoichi.”
Isagi mengangguk lemah, “Baik...”
Kemudian ia juga beralih ke tangan Rin yang tadi sedikit berdarah untuk ikut diperban lebih banyak karena cabutan paksa yang dilakukannya.
“Dan gunakan juga cara secepat apa pun agar dapat kembali menerima nutrisi punya kamu, ya, Itoshi Rin.”
“Hn.”
Anri dan Ego tersenyum pada keduanya sebelum mereka benar-benar keluar dari ruangan ini seraya berkata,
“Hal ini akan menjadi rahasia di antara kita berempat, jadi kalian bisa tenang tanpa perlu memikirkannya berlebihan. Selamat beristirahat.” []
© 2023, roketmu.