[🌸] Omeganya.
Kelopak yang menutupi netra biru safir itu mengerjap beberapa kali selagi sang empu mencoba mengumpulkan semua kesadarannya. Terik matahari yang mengintip di balik tirai hotel memaksa ia untuk setidaknya bangkit dari tidur karena waktu sepertinya sudah menunjukkan siang hari.
Isagi Yoichi menatap ke arah sekeliling dengan seksama sebelum akhirnya ia tersenyum lega, “Yes, ternyata cuma mimpi!”
“Apanya yang mimpi?”
Jantung Isagi langsung berdetak lebih cepat begitu suara lain ikut muncul, ketika ia menoleh ke arah suara yang tepat berada di bawahnya, ia menemukan seseorang tengah memeluk pinggangnya sedari tadi tanpa ia sadari sama sekali.
DUAAAGHHH!!!
Satu tendangan sukses Rin terima hingga membuatnya jatuh dari ranjang saat itu juga. Rin meringis kesakitan, sementara Isagi segera meraih selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.
“Jadi bener... gue sama lo...?”
Rin yang masih berada di lantai mengangguk, “Ya. Karena lo semalem mungkin gak denger apa yang gua bilang, biar gua ulangin semuanya, dimulai dari perkenalan diri.” kemudian Rin mengulurkan tangannya pada Isagi, bersiap berjabat tangan, “Gua Itoshi Rin, kita satu angkatan, satu jurusan, tapi beda kelas, dan gua enigma.”
Isagi tertawa meremehkan, “Sejak kapan di kampus kita ada enigma? Lo jangan bercanda, Itoshi Rin. Lo emang berhasil nidurin gue dan jadiin gue bottom lo kemarin, tapi gue ini tetep alpha!”
“Lo udah gua ubah jadi omega,”
“Dibilang gue ini alpha!”
Isagi pun bangkit berniat untuk memukul Rin yang berada di lantai, tapi area belakangnya yang sakit dan kakinya yang lemas membuat ia akhirnya tak sengaja jatuh hingga menimpa tubuh Rin—dengan keduanya yang masih dalam keadaan tubuh polos tanpa benang.
“Lo udah jadi omega, Isagi. Gua yang ubah lo kemarin, bahkan kita juga udah jadi mate.” bisik Rin lembut, tepat di telinga Isagi.
Sementara Isagi menatap Rin dengan tidak percaya hingga wajahnya memerah total. Rin yang tidak mau membuat miliknya kembali berdiri pun buru-buru mengangkat Isagi kembali ke atas kasur dan segera menutupi tubuh yang lebih kecil dengan selimut.
“Gak mungkin gue jadi omega! Gak percaya! Mana ada lo enigma! Lo juga alpha, anjing!”
“Mau coba cari tau?”
“Hah?”
Isagi yang terus menyangkal justru membuat Rin kehilangan kesabarannya. Feromon mulai ia keluarkan dari tubuhnya dan seketika tubuh Isagi dibuat merinding.
“Apaan ini... gue kenapa?”
Perlahan tubuhnya juga memanas, napasnya terengah-engah, dan sesuatu cairan dari bawah sana ikut keluar perlahan yang membuat sekujur tubuh Isagi benar-benar memerah dan berkeringat tak nyaman.
Melihat itu hanya membuat Rin ikut berada dalam bahaya, akhirnya ia pun menghentikan aksinya. Dalam beberapa detik kemudian napas Isagi mulai kembali normal dan tubuhnya tak sepanas tadi.
Isagi pun menundukkan kepalanya, ia tidak percaya dengan fakta yang baru saja ia terima, atau lebih tepatnya fakta dari semalam yang tidak mau ia terima.
“Gue... beneran jadi omega?”
Tanpa bisa ditahan lagi, Isagi pun menangis. Rin yang melihat itu segera mendekat untuk kembali memeluk Isagi kesekian kali. Dan seperti mantra sihir, segala keresahan dalam diri Isagi ikut sirna perlahan digantikan oleh kenyamanan dari feromon menenangkan dan pelukan yang Rin berikan.
“Gue masih mau nangis... ini pasti gue tenang gara-gara gue udah jadi omega lo, ya?”
“Mungkin? Tapi yang penting lo berhenti nangis untuk sekarang.”
Tak dapat dipungkiri, Rin kini tengah menahan senyumannya yang seperti orang idiot hanya karena mendengar 'omega lo'—yang berarti Isagi benar-benar telah menjadi omeganya. Omega miliknya. Omeganya Rin.
“Lo juga gigit gue,” Isagi juga menyentuh tengkuknya yang terasa sedikit perih, “jadi kita beneran mate, nih? Lo kenapa gigit gue, anjing! Lo dendam sama gue karena gue cuma mau main-main sama lo, kan?” Isagi memukul-mukul dada Rin dengan kesal, tetapi jawaban Rin setelahnya membuat ia tertegun sejenak.
“Orang tolol mana yang mau jadi mate sama orang cuma karena dendam?”
Isagi mencibir, “Gue pikir lo emang tolol? Lagian aneh banget masa mate sama orang yang baru lo temuin, kecuali kalo emang lo suka sama orang itu dari lama!”
Tidak ada jawaban sama sekali dari Rin selama beberapa saat membuat Isagi segera mendongak dengan tatapan panik. Benar saja, Rin yang diam dengan wajah memerah seperti tertangkap basah sudah langsung bisa menjadi bukti nyata atas pernyataannya barusan.
“Rin, lo beneran suka sama gue?!”
Rin mengangguk dengan guratan merah tipis yang sudah menjalar di sekitar pipinya. Kini ia meraih jemari Isagi untuk ia kecup penuh kasih sayang, “Gua suka sama lo, Isagi. Dari awal gua udah tertarik sama lo. Gua pikir gak ada kesempatan gua sama sekali buat deket sama lo karena lo alpha, dan lo juga alpha yang dominan,” Rin kemudian tersenyum tipis, hampir tak terlihat, “Tapi gak taunya lo sendiri yang dateng ke gua dan gua tau kalo kesempatan besar kayak gini gak akan datang dua kali, jadi harus gua manfaatin itu sebaik mungkin,”
“Ya, kan, karena gue taunya lo itu alpha! Kenapa lo gak bilang dari awal kalo lo enigma?” protes Isagi.
“Karena lo pasti bakal kabur, apa lagi?”
“Terus berarti selama ini rumor lo yang emang masih virgin dan jomblo itu...” yang lebih pendek menggantung ucapannya untuk melirik Rin yang kini mengangguk mantap.
“Bener. Karena gua cuma mau sama lo.”
Isagi pun tersenyum kikuk, “Aw, ternyata gue yang tolol.”
Melihat itu justru membuat Rin tak lagi bisa menahan gemasnya, ia kembali mengeratkan pelukannya pada Isagi dan mengecup keningnya penuh sayang. “Maaf gua udah buat lo jadi omega, tapi gua udah gak bisa nunggu lebih lama lagi. Gua suka sama lo, Isagi. Gua bakal buktiin kalo gua bisa jadi mate yang baik buat lo, gua bakal tanggung jawab untuk semuanya,”
Isagi tidak tahu bahwa Rin yang awalnya ia pikir amat dingin dan cuek ternyata bisa jadi serewel ini untuk menjelaskan perasaannya pada Isagi. Pada orang yang ia sukai, katanya.
“Soal perasaan gua, terserah lo mau bales suka atau engga, yang penting gua selalu ada buat lo, ngelindungin lo, dan mencintai lo sepenuh hati. Jadi... jangan tinggalin gua, Isagi.”
Hati Isagi dibuat hangat mendengar rentetan kata yang Rin ucapkan dengan tulus hanya untuknya. Katakan Isagi bodoh, tapi siapa yang tidak terbawa perasaan jika ada yang secara terang-terangan mengungkapkan hal seperti itu pada dirinya? Apa lagi selama ini Isagi memang belum pernah merasakan bagaimana menjalin kasih yang sesungguhnya, karena yang selama ini ia lakukan hanya banyak bermain-main dengan orang yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan seksnya saja.
Bahkan setelah dipikir-pikir pun, jadi di bagian 'bawah' tidak terlalu buruk. Lagi pula bukannya dari awal Isagi sebenarnya memang sudah tertarik dengan Rin pada pandangan pertama? Ia rasa, gender dan posisi bukan lagi masalah untuknya.
“Tapi-arrghhh! Malu banget! Tetep aja harusnya gue jadi alpha lo! Kenapa ini malah sebaliknya? Harga diri gue sebagai alpha paling keren yang suka gonta-ganti temen tidur bakal ilang,” Isagi mengerucutkan bibirnya kesal, “Gue bakal kangen di saat-saat gue di posisi atas nanti...”
“Kalo lo mau di posisi atas juga masih bisa kok, Sa.”
Isagi kembali menoleh dengan semangat, “Beneran?”
“Iya, cowboy position.”
Dan satu tinju kecil dihadiahkan pada dada bidang sang enigma yang kini terkekeh.
“Ngeselin juga, lo! Kirain cuma anak muka tembok sok dingin yang kalo nongkrong buat balapan doang dan sering nyakitin anak orang lain,”
“Tapi ternyata bisa jadi sebucin ini?”
“Iya!” Isagi mendengus sombong kemudian, “tapi wajar sih pesona Isagi Yoichi emang gak bisa ditolak,”
Rin kembali mencuri kecupan singkat dari bibir Isagi dan kemudian tersenyum tipis untuknya, “Betul, cuma ke Isagi aja aku begini.”
Merasa dicintai sebegitunya oleh Rin, mau tak mau Isagi dan sisi omega dalam dirinya ikut terbuai. Wajahnya memerah tanpa ia tahu, dan gerakan refleknya untuk ikut menyamankan posisi pelukan dengan Rin menjadi tanda persetujuan bahwa ia menerima pemuda di depannya, dan juga percaya untuk selalu bersama dengan enigmanya.
“Kalo gitu... Tolong jaga diri gue baik-baik, ya, Rin?”
Oh, tanpa dipinta sudah pasti Rin akan melakukannya. Ia pun mengangguk dan kembali mengecup kening Isagi untuk yang kesekian kalinya.
“Always, my omega.” []
© 2023, roketmu.