[🌸] Kemarahan sang Alpha
“Rin? Lo gapapa?”
Karasu yang tadinya pura-pura tidak peduli lama-lama jadi khawatir juga, karena sejak tadi dia memang sudah asyik memperhatikan gelagat Tuan Mudanya ini yang lebih banyak melamun setelah tadi berpisah dengan Isagi di depan kelas. Ah, tidak, lebih tepatnya sejak hari ketika Isagi menolaknya lalu hubungan mereka berakhir semakin dingin.
Jujur saja Karasu memang tidak ingin ikut campur, tapi sebagai bodyguard yang telah menjaga Rin selama bertahun-tahun, ia selalu mengkhawatirkan Tuan Mudanya ini. Masalah yang terjadi antara Rin dan Isagi memang bukan masalahnya, tapi kalau sudah membuat hari-hari Rin menjadi tak seperti biasanya, itu akan menjadi masalahnya.
“Jalanin mobilnya, udah telat.”
Rasa khawatir Karasu justru makin bertambah ketika Rin memilih untuk tidak menjawab pertanyaan simpelnya. Bahkan sampai mereka sudah di dalam mobil saja Tuan Muda yang biasanya langsung tertidur, kini menatap ke arah pemandangan jalan di balik jendela mobil seakan sedang memikirkan sesuatu.
“Siap, Tuan Muda.“ jawab Karasu tidak mau ambil pusing.
Walau jujur masih tidak masuk di akal mengetahui Isagi begitu berani untuk bertindak sesukanya dan Rin tetap membiarkannya. Apakah Isagi menjadi omega Rin ini memang sudah bisa seberpengaruh itu di hidup Tuan Mudanya? Mungkin Karasu akan berbicara pada Isagi langsung dan ikut memperingati dirinya agar tidak melewati batas dan membuat Rin semakin berbeda.
Andai saja sang Tuan Muda mau lebih jujur lagi terhadap perasaannya, pasti Karasu sudah mengetahui isi hati dan kegelisahannya saat ini.
“Di sana ada Bachira dan Chigiri sebagai temen betanya, terus ada Otoya juga, lo bisa percayain mereka buat ngawasin Isagi dan 3 temen alpha lo.”
Karena benar saja, sejak tadi hanya soal kepergian omeganya itu yang ada di pikirannya hingga saat ini. Mau dikatakan seperti apapun soal keselamatan Isagi, tetap saja Rin akan merasa gelisah. Belum lagi mengingat perkataan Karasu waktu itu tentang Yukimiya yang serius menyukai Isagi dan selalu mengeluarkan feromonnya.
Bukankah tandanya Isagi sudah diincar? Apa Yukimiya seserius itu ingin mendapatkan Isagi? Lalu apa Isagi juga mau saja dengan Yukimiya karena ia sudah tidak memedulikan Rin?
Sialan. Lagi-lagi gua mikirin Isagi.
Memikirkannya membuat ia kesal, tapi sayangnya ia tidak bisa menghentikan itu. Harusnya keputusan ia yang menjauhi Isagi itu sudah paling benar, kalau ternyata sebaliknya justru Rin hanya akan sama seperti alpha biasanya.
Mengingat ketika terakhir kali mereka berbicara juga sudah cukup menyadarkan Rin bahwa ia tidak perlu lagi mencoba dekat dengan Isagi. Pada dasarnya pertemuan mereka dimulai dengan kepentingan masing-masing yang sama sekali tidak diperlukan keakraban.
Biarlah mereka akhiri hubungan ini dan ia tidak perlu berinteraksi dengan Isagi, cukup jadikan Isagi sebagai alasan untuk tidak mengikuti pelelangan bodoh itu lagi.
Hari-hari ia sebelum bertemu Isagi pun tidak apa-apa, jadi kenapa Rin harus berpikir yang tidak-tidak?
Benar tidak apa-apa, kan?
Iya, kan?
Kringg!!! Kringg!!!
Lamunannya pecah begitu saja ketika mendengar nada dering panggilan darurat muncul di ponsel Karasu yang ternyata dari Otoya. Sekilas Karasu menatap Rin untuk meminta persetujuan menjawab dan tentu saja langsung Rin persilakan.
“Kenapa, Nge? Gua masih di jalan-”
“TOLONGIN GUA! Shidou, Yukki, dan Nagi gak terkendali bahkan alpha satu karaoke juga berusaha mau nyerang Isagi!”
Karasu dan Rin otomatis terperanjat mendengarnya.
“Hah?! Lo serius?”
“KURANG SERIUS APA GUA KALO SAMPE NELFON LU?! CEPET KE SINI! ISAGI DALAM BAHAYA! AKH- ANJINGGG NAGI TENAGA BABOONNN!!! BURUAN, TOT!!!”
Panggilan terputus begitu saja dari sepihak dan bisa terdengar dari suasana di sebrang sana kalau mereka memang sedang ada dalam situasi yang kacau. Jika sudah seperti ini pasti benar-benar bahaya, bahkan sepertinya Bachira dan Chigiri di sana juga ikut kesulitan.
Karasu sendiri juga sangat paham mengapa Otoya tidak bisa meminta bantuan terhadap anggota PXG yang lain kalau tidak mau identitas mereka terbongkar, atau takut mengundang perhatian kelompok mafia lain yang berada di lingkungan luar.
“Shit! Kenapa tiba-tiba?!” Karasu dengan cemas menoleh ke arah Rin untuk bertanya pendapatnya meski ia sedang dalam suasana hati yang buruk, “Rin, kita-”
“Kita ke sana sekarang. Secepat yang lo bisa.”
Tapi nyatanya kecemasan soal Rin yang akan menolak hanya sia-sia, Karasu pun lantas mengangguk mengerti mendengar perintah tersebut.
“Siap laksanakan, Tuan Muda.”
Untungnya jarak di mana mereka berada dan tempat karaoke tidak cukup jauh sehingga dalam hitungan menit mereka bisa langsung sampai.
Begitu keduanya turun dari mobil, Karasu langsung dibuat merinding kala ia merasakan begitu banyaknya feromon alpha berbeda yang menyebar hingga ke area luar, tapi hanya ada satu feromon omega yang begitu kuat dan besar. Sudah pasti itu milik Isagi Yoichi.
Karasu kini mulai mengerti mengapa keluarga Itoshi menerima kehadiran Isagi menjadi omeganya Rin. Walau obat milik PXG yang berguna untuk tidak dapat mencium dan dipengaruhi feromon omega telah tertanam dalam tubuh mereka, Karasu tetap merasa was-was jika Otoya bahkan sudah terkena pengaruhnya jika feromon omega sebesar ini.
Demi Tuhan, ini benar-benar kacau!
Tanpa perlu berlama lagi mereka berlari dan menerobos masuk ke dalam. Terlihat beberapa pekerja tengah sibuk ke sana ke mari dengan gelisah tapi tak ada satupun yang melakukan sesuatu untuk menangani kekacauan tersebut.
Lantas Karasu tidak akan tinggal diam, ia menarik kerah salah satu pekerja yang lewat dengan penuh emosi. “Bodoh! Kenapa kalian gak ada yang panggil polisi atau dokter?!”
Yang ditanya menjawab dengan takut-takut, “I-ini tempat karaoke ... kami tidak mau ada keributan serius yang bisa memberikan kesan buruk-”
Belum sempat ucapannya terselesaikan tapi pekerja itu sudah dihempas begitu saja oleh Karasu karena jawaban tidak bergunanya. Ia kini kembali berlari memimpin jalan untuk mengikuti di mana sumber feromon besar itu berasal.
“Fuck ... apa-apaan ini?!”
Begitu sampai ke tujuan, Karasu menatap ngeri terhadap kumpulan alpha yang tengah berusaha membuka pintu di ruangan yang sepertinya di mana Isagi dan yang lain berada.
“Rin, mundur sebentar karena gue bakal singkirin mereka-”
“Diam. Biar gua yang masuk.”
Karasu berniat untuk menghajar mereka satu per satu, tapi nyatanya Rin justru melangkah maju terlebih dahulu yang tiba-tiba membuat pergerakan alpha di sekitarnya berubah menjadi kesakitan akibat tercekik.
Begitu merasakan hawa mengerikan yang lebih besar, Karasu tahu bahwa itu berasal dari pemilik gelar calon alpha terkuat yang kini tengah mengeluarkan feromon secara besar-besaran.
“Rin! Tunggu!”
Tak bisa dicegah lagi, Rin langsung membuka pintu ruangan tersebut dan mendapati pemandangan paling mengejutkan di sepanjang hidupnya saat ini.
Terlihat Otoya yang sedang berusaha semaksimal mungkin untuk menahan dan melawan ketiga alpha teman mereka sendiri yang masih ingin menyerang Isagi di dalam perlindungan yang dibuat Bachira dan Chigiri.
“Otoya...?!”
“Anjingggg! Jangan diem aja dan tolong bantu sadarin mereka!!!”
Namun belum sempat Karasu berniat untuk membantu, justru Yukimiya, Shidou, dan Nagi yang tadinya dalam keadaan liar kini langsung bereaksi sama seperti para alpha di koridor yaitu merasakan kesakitan akibat tercekik.
Siapa lagi pelakunya kalau bukan Rin?
Seorang alpha yang kini justru sedang mematung di depan pintu dengan pandangan yang sulit diartikan ketika melihat omeganya sedang berjongkok di pojokan, bersembunyi di balik kedua temannya, dengan kedua tangan yang dinodai begitu banyak bekas gigitan akibat dari usaha untuk melindungi tengkuknya yang tanpa collar itu.
Sementara Isagi yang tahu bahwa Rin kini sudah melihat kondisinya, hanya bisa membalas tatapan itu sambil tersenyum lega.
“Akhirnya lo dateng ... Rin.”
Lagi, hanya ucapan sederhana tapi mampu membuat Rin merasakan gejolak emosi yang sedemikian rupa. Tanpa ia ketahui juga feromon yang keluar bertambah besar hingga tak hanya rasa tercekik yang didapatkan oleh para alpha, tapi juga batuk berdarah akibat merasakan intimidasinya.
“Rin! Feromon lo! Cukup!”
Karasu dan Otoya lantas merinding karena panik, feromon yang keluar sudah terlampau besar. Meski memang hanya ditargetkan untuk para alpha yang dipilih olehnya, tapi jika terus seperti ini kejadian waktu itu bisa terulang yaitu ketika omega menjadi gila dan berbalik menjadi pihak yang menyerang Rin sang alpha.
Gawat! Ini gak sesuai rencana! Kenapa tiba-tiba banyak feromon omega yang lagi heat?! pikir Isagi bingung.
Karena mau sebesar apapun feromon intimidasi yang dikeluarkan oleh Rin untuk membuat para alpha tunduk, akan menimbulkan dampak yang berkebalikan terhadap omega.
Mendengar suara mulai ricuh dari ruangan lain membuat perhatian Bachira dan Chigiri semakin dibuat heran. “Ini ada apaan lagi?” karena meskipun mereka yang beta tak bisa mencium dan merasakan feromon, tapi mereka tetap bisa tahu bahwa hawanya semakin tidak beres.
“Tutup pintunya! Sekarang gak hanya alpha yang menggila, tapi omega juga! Heat mereka terpancing karena feromon Rin!”
Penjelasan Otoya tak bisa Bachira terima, “Tapi masa sampai di ruangan lain?!”
“Karena emang feromon Rin sekuat itu!”
Bachira akhirnya menurut dan segera menutup pintu, menyisakan mereka bersembilan di dalam satu ruangan. Isagi yang sialannya adalah seorang alpha, kini juga merasakan pusing dan gairah yang semakin meningkat akibat mencium banyaknya feromon omega yang memabukkan. Jika terus seperti ini rencananya akan gagal dan justru ia akan ketahuan.
Ya, rencana licik Isagi yang memang sengaja mengeluarkan feromon omega palsunya yang begitu kuat upaya untuk membuat 3 alpha ini menyerangnya, memancing Rin datang sebagai penyelamat lalu setelah itu Isagi akan menjalankan rencana selanjutnya.
Tapi Isagi sendiri lupa jika mengeluarkan feromon omeganya terlalu kuat, ternyata bisa sampai membuat alpha di ruangan lain ikut terpancing. Ia bahkan tidak menyangka jika Rin benar-benar marah untuknya dan kini keadaan berbanding terbalik dari yang seharusnya ia harapkan.
Sialan!
“Bachira! Chigiri! Keluar cari bantuan dengan beta manapun untuk amanin para omega di ruangan lain dan paksa mereka minum supressantnya!” perintah Isagi akhirnya, “Karasu! Otoya! Pisahin semua alpha dari omega dan amanin untuk ada di ruangan yang berbeda! Lo bawa supressant sendiri, kan?! Kasih mereka semua!”
“Kalau gak cukup gimana, Sa?!” Karasu frustasi.
“Panggil dokter, sialan! Gak usah pikirin hal lain dulu yang penting mereka cepet sadar-uhk!”
“Isagi! Tapi lo juga gimana?! Kita gak bisa ninggalin lo sama semua alpha di sini!” tolak Chigiri yang tetap pasang badan untuk menjadi pembatas antara Isagi dan Rin.
Tubuh Isagi merinding seketika ia hampir mencapai puncak gairahnya. Gawat, jika terus seperti ini Isagi akan kehilangan akal sehat dan ikut berlari untuk menyerang omega lain. Situasi manapun tidak menguntungkan, jika saja Rin tidak membungkus Isagi dengan feromonnya, ia bisa berakhir sama seperti alpha lain yang akan tercekik lalu semua penyamarannya terbongkar. Tapi karena itu pula ia justru ikut bereaksi normal terhadap feromon omega yang tengah heat.
Mereka harus bisa menghentikan kekacauan semua ini dan satu-satunya cara adalah dengan membuat Rin melakukan itu.
Dengan napas yang sudah terengah-engah, Isagi keluar dari tameng Chigiri yang melindunginya hanya demi meraih tangan Rin, membuat kulit mereka kembali bersentuhan dan keempat mata itu juga saling bertatapan.
“Rin ... feromon lo ... udah, ya?”
Semua yang masih sadar di sana lantas terkejut dengan aksi nekat Isagi. Pasalnya mereka memang sudah tahu kalau Rin adalah alpha yang tidak bisa mencium feromon apapun, tapi tidak dengan Isagi yang merupakan alpha tulen, mereka menyangka bahwa Isagi kini adalah sosok omega yang tengah heat juga akan feromon Rin yang tidak terkontrol.
Namun sesungguhnya apa yang mereka khawatirkan justru berbanding terbalik dengan keadaan sebenarnya. Dengan Isagi yang justru muncul dengan kondisi terengah-engah dengan wajah memerah, hanya makin membuat Rin kembali merasakan hal yang sama ketika pertama kali Isagi membangkitkan gairah dan naluri alpha yang ingin menguasainya.
Lalu justru karena Isagi pula kini Rin akhirnya sadar dan mulai melihat ke sekelilingnya di mana kekacauan terjadi. Mulai dari para alpha yang batuk darah, sampai bagaimana omega di luar sana mulai menggedor pintu mereka saat ini.
Ini sungguh kekacauan yang besar dan lagi-lagi terjadi akibat feromon sialannya ini.
Mendadak perut Rin terasa mual akibat menyaksikan kekacauan tersebut, lantas tanpa berpikir lagi ia segera keluar dari ruangan tersebut dan membuat para omega yang tadinya terhalang menjadi bisa mengejarnya.
“Rin!”
Detik kemudian Isagi juga berniat untuk mengejarnya, tapi sayang lebih dulu dihalang oleh Chigiri lagi.
“Lo ngapain, Sa?! Lo omega dan lo bakal bahaya banget kalau deket Rin!”
“Gak! Karena hanya gue yang tau cara bikin dia tenang! Lebih baik lo bantu gue juga untuk ngehalang omega lain yang bakal mau deketin Rin!”
Isagi dengan tangannya yang gemetar mau tak mau menelan supressantnya tanpa air jika tidak mau menyerang omega-omega tersebut. Lalu setelahnya ia berlari sekuat tenaga menyusul Rin tanpa bisa Chigiri cegah lagi.
“Chi! Percaya sama Isagi dulu! Ayo kita juga tolong omega lain!“ ucap Bachira sambil menunjukkan ponselnya, “Gua juga udah hubungin dokter barusan, sekarang kita lakuin semampu kita untuk cegah para omega itu!”
“Bachira bener, urusan Rin serahin sama Isagi. Gua dan Otoya juga bakal bantu untuk pisahin semua alpha dari para omega!” timpal Karasu, karena setelah kepergian Rin dan Isagi barusan, ketiga alpha teman mereka ini jadi sudah bisa ditangani dengan lebih mudah.
Tidak bisa menentukan terlalu lama, Chigiri pun akhirnya menurut dan bergegas untuk mengejar omega-omega tersebut bersama Bachira yang lebih dulu keluar.
Eh? Apa ini?
Tapi sebelum itu langkahnya terhenti ketika menginjak bungkus supressant milik Isagi yang ternyata tidak sengaja pemuda itu jatuhkan dan kini menarik perhatiannya.
Mungkin saja masih ada sisa yang bisa digunakan untuk para omega lain, bukan? Akhirnya Chigiri putuskan untuk berjongkok dan mengambilnya terlebih dahulu.
Namun bukannya senang dengan apa yang ia peroleh, justru detik itu juga netra si cantik membelalak begitu melihat benda kecil tersebut dengan lebih jelas.
“Isagi ... ini, kan ...?”
Bungkus supressant untuk alpha. []
© 2025, roketmu.